PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat https://journal.yaspim.org/index.php/pendalas <p><a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6120335">https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6120335</a>PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat adalah jurnal yang menerbitkan hasil-hasil penelitian bidang pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan, sosial budaya, sosial keagamaan, sosial ekonomi, dan hasil riset penelitian kebijakan publik. PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Islam dan Multikultural Jawa Timur. PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat&nbsp; menerima artikel hasil penelitian bidang pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan, sosial budaya, sosial keagamaan, sosial ekonomi, hasil riset penelitian kebijakan publik dari para ahli dan para peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan Aim and Scope jurnal. Jurnal ini terbit satu tahun 3 kali yakni: Januari, Mey, dan September.</p> Yayasan Pendidikan Islam dan Multikultural en-US PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat 2807-7334 PENGEMBANGAN KREATIVITAS MAHASISWA MELALUI PRAKTIK DAN MODIFIKASI PERMAINAN: MEMAHAMI AKTIVITAS BERMAIN DAN MANFAATNYA DALAM PERMAINAN BESAR DAN KECIL https://journal.yaspim.org/index.php/pendalas/article/view/501 <p>Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan&nbsp;<em>dribbling</em>&nbsp;pada siswa Pendidikan Jasmani melalui modifikasi permainan sepak bola dalam perkuliahan Teknik Dasar Sepak Bola. Berdasarkan observasi awal, ditemukan bahwa siswa kurang variatif dalam melakukan&nbsp;<em>dribbling</em>&nbsp;dan kurang mampu beradaptasi dengan situasi permainan yang berubah-ubah. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan siklus perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan yang dilakukan meliputi: (1) memberikan latihan&nbsp;<em>dribbling</em>&nbsp;dengan berbagai variasi rintangan (&nbsp;<em>conerilles</em>&nbsp;) dan aturan, (2) memodifikasi permainan&nbsp;<em>small-side games</em>&nbsp;dengan tekanan pada&nbsp;<em>dribbling</em>&nbsp;kreatif dan pengambilan keputusan cepat, serta (3) memberikan umpan balik individu dan kelompok secara berkala. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kreativitas siswa dalam&nbsp;<em>menggiring bola</em>, yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan melakukan gerakan tipu, mengubah arah&nbsp;<em>dribbling</em>&nbsp;secara tiba-tiba, dan menciptakan solusi&nbsp;<em>dribbling</em>&nbsp;yang inovatif dalam situasi permainan yang berbeda. Selain itu, permainan modifikasi juga meningkatkan kemampuan kerja sama tim dan pengambilan keputusan taktis siswa. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa pengembangan kreativitas melalui modifikasi permainan&nbsp;<em>dribbling</em>&nbsp;efektif meningkatkan keterampilan&nbsp;<em>dribbling</em>, kemampuan adaptasi, dan kerja sama tim siswa Pendidikan Jasmani. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya mengintegrasikan elemen kreativitas dan modifikasi permainan dalam pembelajaran teknik dasar sepak bola untuk menciptakan proses belajar yang lebih menarik dan efektif.</p> <p>&nbsp;</p> Cinta Ramadhani Masbulan Rahmadani Copyright (c) 2025 PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat 2023-09-18 2023-09-18 3 3 236 247 10.47006/pendalas.v3i3.501 SOSIALISASI PENTINGNYA INFORMED CONSENT UNTUK MENDORONG ETIKA PELAYANAN MEDIS DI MASYARAKAT https://journal.yaspim.org/index.php/pendalas/article/view/504 <p>Abstrak: <em>Informed consent</em> atau persetujuan setelah mendapatkan informasi merupakan prinsip fundamental dalam praktik konseling, khususnya pada anak dan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi elemen-elemen kunci dalam <em>informed consent</em> yang valid, proses pemberiannya, implementasi dalam konseling anak dan remaja, serta dokumentasinya. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis studi pustaka, penulis menelaah berbagai literatur ilmiah, buku akademik, dan jurnal nasional untuk memberikan pemahaman komprehensif terkait isu ini. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa <em>informed consent</em> bukan hanya prosedural, tetapi merupakan komponen etis dan legal dalam menjaga otonomi dan hak individu. Temuan penting mencakup kebutuhan penyesuaian bahasa dan pendekatan dalam konseling anak, serta pentingnya dokumentasi untuk perlindungan hukum konselor. Kesimpulan menunjukkan bahwa praktik <em>informed consent</em> perlu dilakukan secara menyeluruh dan kontekstual. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas praktik konseling, khususnya yang melibatkan kelompok usia rentan.</p> <p>&nbsp;</p> Aulia Asmidah Hasibuan Habib Munawir Hasibuan Aura Nur Fadila Sintia Khairiyyahni Copyright (c) 2025 PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat 2025-04-28 2025-04-28 3 3 248 261 10.47006/pendalas.v3i3.504 SOSIALISASI ETIKA KONSELING: MENJAGA KERAHASIAAN DAN PRIVASI KLIEN DI ERA DIGITAL https://journal.yaspim.org/index.php/pendalas/article/view/505 <p>Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam tentang prinsip kerahasiaan dan privasi dalam praktik konseling melalui pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi literatur. Dalam praktik konseling, menjaga kerahasiaan dan menghormati privasi klien merupakan aspek etis yang fundamental, yang menjadi landasan utama dalam membangun kepercayaan antara konselor dan klien. Penelitian ini menyoroti empat hasil utama. Pertama, prinsip kerahasiaan <em>(confidentiality) </em>diidentifikasi sebagai kewajiban moral dan profesional seorang konselor untuk tidak mengungkapkan informasi yang diperoleh dari klien tanpa izin eksplisit, kecuali dalam kondisi tertentu. Kedua, batasan-batasan kerahasiaan seperti kewajiban melapor ketika ada ancaman terhadap keselamatan diri klien atau orang lain, pengakuan akan tindakan kriminal, serta perintah pengadilan menjadi pertimbangan etis yang harus dipahami secara komprehensif oleh praktisi konseling. Ketiga, privasi dan perlindungan informasi klien menjadi penting dalam konteks hukum dan profesional, di mana konselor wajib menyimpan data dan catatan konseling secara aman, serta tidak menyebarluaskan informasi tanpa persetujuan tertulis dari klien. Keempat, isu kerahasiaan dalam konteks konseling keluarga menimbulkan tantangan tersendiri karena melibatkan lebih dari satu pihak, sehingga konselor harus mampu menetapkan batasan komunikasi dan kerahasiaan di antara anggota keluarga yang terlibat. Studi ini menunjukkan bahwa pelanggaran terhadap prinsip kerahasiaan dan privasi dapat merusak hubungan terapeutik dan menurunkan efektivitas proses konseling. Oleh karena itu, konselor dituntut untuk memiliki pemahaman mendalam mengenai etika profesi, undang-undang yang berlaku, serta ketrampilan interpersonal dalam menangani isu-isu terkait kerahasiaan dan privasi. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pelatihan berkelanjutan dan penguatan kode etik profesi bagi para konselor, guna menjamin bahwa nilai-nilai dasar privasi dan kerahasiaan tetap terjaga dalam setiap praktik&nbsp;konseling.</p> Chadiza Auliana Utami Sintia Agustina Tania May Sabrina Nasution Sofi Mayla Humairoh Copyright (c) 2025 PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat 2023-09-19 2023-09-19 3 3 262 287 10.47006/pendalas.v3i3.505 TRANSFORMASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: ANALISIS KONSEP MELTING POT, SALAD BOWL, DAN CANDY BOWL DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS SISWA https://journal.yaspim.org/index.php/pendalas/article/view/506 <p>Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam tiga teori utama dalam pendidikan multikultural, yaitu <em>melting pot, salad bowl, </em>dan<em> candy bowl</em>, serta relevansinya dalam konteks pendidikan di Indonesia. Tujuan utamanya adalah memahami bagaimana masing-masing pendekatan dapat membentuk karakter peserta didik yang toleran, inklusif, dan menghargai perbedaan budaya. Metode penulisan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik studi pustaka. Penulis menganalisis berbagai sumber literatur berupa jurnal ilmiah, buku, dan dokumen akademik, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mengeksplorasi teori serta praktik pendidikan multikultural secara komprehensif. Hasil kajian menunjukkan bahwa model <em>melting pot </em>cenderung menekankan asimilasi budaya dan kurang cocok diterapkan di Indonesia yang sangat plural. Sebaliknya, model <em>salad bowl </em>dan<em> candy bowl</em> lebih kontekstual karena menghargai keberagaman dan mendukung integrasi tanpa menghilangkan identitas budaya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pendidikan multikultural di Indonesia sebaiknya mengadopsi pendekatan inklusif seperti <em>salad bowl </em>dan<em> candy bowl</em>, guna menciptakan ruang pembelajaran yang adil, harmonis, dan demokratis. Pendekatan tersebut mampu memperkuat identitas budaya lokal sekaligus membangun semangat persatuan dalam keberagaman, yang sangat dibutuhkan dalam pendidikan abad ke-21.</p> <p>&nbsp;</p> Muhammad Habiburrozzaq Naisha Yunita Taufiqurrahman Copyright (c) 2025 PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat 2023-09-19 2023-09-19 3 3 288 301 10.47006/pendalas.v3i3.506 EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: MEMIKIRKAN KEMBALI KONSTRUKSI PENGETAHUAN DALAM MASYARAKAT PLURALISTIK https://journal.yaspim.org/index.php/pendalas/article/view/507 <p>Abstrak: Penelitian ini mengkaji epistemologi pendidikan multikultural sebagai kerangka konseptual untuk memahami konstruksi pengetahuan dalam masyarakat pluralistik. Melalui pendekatan kajian literatur yang sistematis, penelitian ini membahas konsep dasar pendidikan, fungsi pendidikan dalam konteks keragaman budaya, prinsip dan tujuan pendidikan nasional, serta implementasi pendidikan multikultural dalam membangun harmoni sosial. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendidikan multikultural berperan penting dalam membentuk karakter peserta didik agar memiliki sikap toleransi, keterbukaan, dan penghargaan terhadap perbedaan. Pendidikan multikultural tidak hanya memperkaya proses pembelajaran, tetapi juga menjadi strategi preventif dalam mencegah konflik sosial. Implementasi sistematis pendidikan multikultural dalam kurikulum nasional dinilai krusial untuk membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan harmonis. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengembangan epistemologi pendidikan yang sensitif terhadap keberagaman sebagai upaya membentuk konstruksi pengetahuan yang relevan dengan tantangan global masa kini.</p> Mutiara Raihan Daniyah Lubis Reyhan Halanhar Sapna Annisa Copyright (c) 2025 PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat 2023-09-19 2023-09-19 3 3 302 315 10.47006/pendalas.v3i3.507